SMK sebagai Pencetak Wirausaha ?

Beberapa bulan lalu, saya dipanggil oleh Kementerian Tenaga Kerja untuk ikut dalam Focus Group Discussion sebagai narasumber. Ini kali kelima kalau tidak salah, saya dipanggil untuk berdiskusi. Ya.. tidak jauh jauh, dan sudah ketebak memang kita akan bicara bagaimana dampak pelatihan kewirausahaan yang telah dilakukan oleh Kemenakertrans bisa berdampak dan membuahkan hasil.

Tapi kali ini saya tidak mau membahas hal itu.. kurang asik dan membosankan menurut saya.

Karena ada informasi yang lebih menarik yang bertahun tahun tidak pernah berubah… yaitu isu jumlah pengangguran tertinggi masih didominasi oleh lulusan SMK. Ini juga menjadi salah satu pembicaraan seru waktu itu, dimana awalnya SMK ini diharapkan bisa menjadi sebuah solusi mengurangi angka pengangguran karena SMK fokus pada keterampilan. Jadi positioningnya, “SMK cetak tenaga terampil dan mereka siap kerja”…

Tenaga Terampil Siap Kerja… ya memang benar, mereka siap kerja. Tapi pertanyaannya kenapa lulusan SMK saat ini masih menjadi lulusan yang paling banyak menganggur ? hmm…

Menarik…

Jadi mikir…. , kalau mereka siap kerja, kira kira mereka bekerja dimana ? daya tampungnya memang ada? 64 Juta UMKM yang mendominasi kategori usaha di Indonesia , 3 – 4 persen Entrepreneur di Indonesia apakah sanggup untuk menampung semua lulusan SMK sudah dilatih untuk terampil dan sudah siap kerja? …

Sepertinya ada strategi yang salah…. (bisa jadi saya juga salah!)

Bagaimana kalau kita balik posisinya? bagaimana kalau strateginya kita ciptakan tenaga terampil siap wirausaha. Siapa bilang seorang wirausaha tidak perlu terampil? Kenyataanya di Program Studi Kewirausahaan Podomoro University, dimana tempat saya berkarya menjadi ketua program studi.. anak anak yang lulusan SMK lah yang perform lebih baik dari mahasiswa yang lain. Yes… thats true!. Kenapa?. Menjadi entrepreneur itu artinya memulai dari 0, dan jika dimulai dari 0 berarti jangan harap ada yang bisa membantu anda selain diri anda sendiri. Dengan keterampilan yang didapat di SMK, seorang siswa pasti tidak akan terlalu direpotkan dengan mencari orang lain, karena bisa dimulai dari keterampilan yang ia miliki.

Make sense lah ya..

Jadi sepakat ? Tenaga terampil siap wirausaha?

Sebenarnya untuk jadi seorang wirausaha, kurikulum di SMK hanya butuh dirombak sedikit kok. Dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan umum sudah jangan diotak atik… tinggal ditambahkan saja materi mengenai Entrepreneurial Mindset. Mindset untuk bertumbuh, tidak pantang menyerah dan selalu berorientasi pada tindakan.

Hardskil sudah cukup di SMK. Tinggal softskilnya saja…

Softskills yang paling penting bisa dimulai bagaimana ber-emphaty ? orang lain. Melatih diri bagaimana benar benar mengerti apa yang diinginkan customer. Tidak hanya sekedar mengerti, tapi bisa tepat menentukan produk / jasa apa yang paling tepat. Softskill lain berkaitan dengan leadership yang berguna untuk melatih menjadi lebih “tahan banting” selalu melihat masalah menjadi peluang dan toleransi yang tinggi kepada kesalahan. Antara IQ dan EQ, softskill mengasah EQ lebih banyak.

Kira kira kesuksesan ditentukan 80% oleh EQ masih berlaku kah? kalaupun tidak, dipastikan itu sangat menentukan kesuksesan seorang Entrepreneur. Dengan mempunyai keterampilan berkomunikasi kepada stakeholder, mengerti orang, mengatur “orang” didalam tim, dll semua proses menjadi Entrepreneur akan menjadi lebih mudah. Karena Entrepreneur is about people… and that people = customer.

Ok lah … mungkin itu sedikit pemikiran saya yang belum tentu penting untuk anda. Terlepas dari permasalahan SMK yang saya bahas diatas, melalui tulisan ini saya diingatkan kembali untuk menjadi orang yang lebih bisa mengerti orang lain.

Ya… mengerti orang lain.

Salam #KewirausahaanUntukSemua

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: